Masih membahas dari hasil penelitian Fadly Rahman (2021) alasan kuat terjadinya peningkatan produksi Singkong di Indonesia pada masa lalu karena tekanan dari Perang Dunia 1 yang menyebabkan banyak kelaparan dan kekurangan pangan pokok berupa beras dan jagung. Pada abad ke 20 di tahun 1937-1942 produksi singkong menjadi urutan kedua terbesar setelah produksi beras.
Pada masa kekuasaan Jepang, harga beras dan jagung sangat mahal di pasaran. Kondisi ini mendorong banyak masyarakat yang beralih konsumsinya ke ketela pohon. Umbi dari ketela pohon diparut dan ditanak menjadi sawut yang dimanfaatkan sebagai pengganti nasi dari beras atau jagung. Adapun tepung tapioka yang diolah dari umbi segar ketela pohon, banyak dimanfaatkan menjadi aneka kue kering, kerupuk dan mie. Selain dimanfaatkan menjadi tepung, umbi segar ketela pohon oleh masyarakat Jawa juga dikeringkan di bawah sinar matahari untuk diolah menjadi gaplek. Gaplek ini dijadikan tepung yang kemudian ditanak menjadi tiwul. Tiwul merupakan bahan makanan pokok di kawasan Jawa yang bercurah hujan rendah. Gaplek berwarna hitam yang merupakan hasil dari fermentasi diolah menjadi gathot (Sastrapradja, 2012: 47 dalam Rahman, 2021).
Saat ini diabad ke 21 produksi komoditas singkong masuk pada urutan ke enam setelah jagung, tebu, beras giling, beras dan kelapa sawit dengan jumlah produksi singkong sebanyak 18,3juta ton (Rizaty, 2022). Sangat di sayangkan komoditas yang pernah berjaya pada masa nya dan mampu menjadi wasilah penyelamat kelaparan dan kekurangan akses pangan masyarakat Indonesia pada zaman penjajahan sekarang sudah tidak menjadi keunggulan lagi di Indonesia, bahkan Singkong tidak termasuk kedalam Sembilan bahan pangan pokok yang menjadi prioritas pemerintah. Menurut Anindita et al. (2017) ubi kayu merupakan barang subtitusi yang bersifat inferior, artinya terjadinya perubahan tingkat pendapatan pada rumah tangga menyebabkan penurunan tingkat konsumsi ubi kayu. Hal tersebut yang justru menyebabkan singkong/ubi kayu di kalangan masyarakatpun mengalami pola konsumsi yang berubah-ubah sepanjang waktu. Saat ini sebagian besar penyerapan komoditas singkong diolah menjadi tepung tapioka dan pakan ternak. Sementara tepung tapioka tidak bisa diolah menjadi makanan pokok utama dan kebanyakan olahan tapioka menjadi makanan yang kurang diminati. Hal tersebut menjadi faktor turunnya kejayan singkong di Indonesia. Selain itu menurut Umbara (2017) paradigma masyarakat terhadap pemanfaatan singkong sebagai tanaman produktif masih terbatas, singkong dilihat hanya sebagai bahan tapioka, pakan ternak dan makanan tradisional. Padahal pemanfaatan tanaman singkong bisa juga diproses menjadi bio fuel dan sebagainya.
Keterangan :
Selama menulis saya dibantu oleh MyGenie.Chat dalam mereview beberapa sumber referensi artikel ilmiah.
My Genie Chat adalah platorm Artificial Intelegenci (AI) yang sangat powerfull untuk membantu kita mempelajari dokumen pdf, doc dan lainnya.
_____
Abdul Aziz Ibnu Husni
Amil at Rumah Amal Salman Member of Cassava Indonesia
Daftar Pustaka
Anindita R, Laili F, Baladina R. 2017. “Pola Konsumsi Ubi Kayu di Indonesia”. Prosiding Seminar Nasional Pembangunan Pertanian 2017. https://fp.ub.ac.id/semnas2017/materi/paralel/materi%2010.pdf
Belanjaqu Indonesia shared this conversation on GENIE•chat: “Sejarah dan Perkembangan SIngkong.pdf” https://mygenie.chat/?c=NmVjYmY0MDMtZTAwYS00M2ZlLTk0ZTMtYTg0NTEzZGQwM2Vk
Kominfo Jatim. 2021. “Indonesia Negara Penghasil Singkong Terbanyak Keempat Dunia”. Source : https://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/indonesia-negara-penghasil-singkong-terbanyak-keempat-dunia
Rahman, F. 2021. “Bertumbuh dan Mengakar” Sejarah Pembudidayaan Ketela Pohon di Indonesia. METAHUMANIORA, 11 (2) : 222-235. https://jurnal.unpad.ac.id/metahumaniora/article/view/35449
Rizaty. 2022. “Minyak Sawit, Komoditas Pangan dengan Produksi Terbesar di RI”. Source : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/12/minyak-sawit-komoditas-pangan-dengan-produksi-terbesar-di-ri
Tepung Mocaf. Source : http://www.tepungmocaf.com/p/tentang-kami.html Umbara, D. S. 2017. “Paradigma Masyarakat terhadap Pemanfaatan Tanaman Singkong sebagai Tanaman Produktif Di Indonesia)”. Jurnal Hexagro, 1(1) : 34-37. https://media.neliti.com/media/publications/292619-paradigma-masyarakat-terhadap-pemanfaata-b69874de.pdf