Penduduk Indonesia pada tahun 2035 diperkirakan akan bertambah menjadi dua kali lipat dari jumlah sekarang, menjadi kurang lebih 400 juta jiwa. Konsekuensinya Indonesia harus menyediakan kebutuhan pangan dua kali lipat dari sekarang. Sementara terdapat potensi penurunan ketahanan pangan yang diakibatkan oleh menurunnya kemampuan pemenuhan kebutuhan beras dalam negeri karena berbagai alasan seperti masalah penciutan lahan, terjadi levelling off dari peningkatan produktivitas padi dan berbagai masalah lain.
Di lain pihak, konsumsi terigu nasional untuk berbagai industri terus mengalami pertumbuhan rata-rata sebesar 5,84% per tahun dalam sepuluh tahun terakhir, dan bahkan mencapai sekitar 7 % pada lima tahun terakhir. Terigu telah menjadi bahan pangan no 2 setelah beras, dengan impor lebih dari 6,7 juta ton/tahun pada 2011 dengan nilai 2,4 Milyar USD (BPS, 2011). Data ini menunjukkan pula semakin tergantungnya Indonesia dengan pangan impor, sehingga dikawatirkan negara kita akan masuk dalam food trap yang mungkin telah disiapkan negara lain untuk menguasai Indonesia secara ekonomi. Ke kawatiran tersebut bukan menjadi beban bahkan ketakutan tersendiri bagi Indonesia untuk mempertahankan pangan karena sekarang ada sekelompok peneliti yang berasal dari Universitas Jember yang berinovasi mengubah paradigma singkong yang saat ini *red dikucilkan menjadi produk yang dinanti oleh siapapun dimasa depan. Salah satu temuan yang telah dikembangkan oleh Achmad Subagio dari Universitas Jember adalah Tepung MOCAF (Modified Cassava Flour) yang telah mengubah persepsi masyarakat terhadap singkong. Teknologi ini telah berkembang dengan cepat dan diimplementasikan di PT. Bangkit Cassava Mandiri (BCM) dengan pabrik berkapasitas 1000 ton/bulan di Palur Solo.
Ohya untuk melihat informasi lebih lengkap mengenai Tepung MOCAF bisa cek di website nya ya disini : http://www.tepungmocaf.com/p/tentang-kami.html
Pesan Penulis si AjickCyber Ibnu Husni Al Bantani
Singkong yang pernah dibandingkan dengan keju dan dianggap sebagai makanan orang miskin sebentar lagi akan menjadi primadona masyarakat. Kehadiran tepung MOCAF akan mengajak para pelaku SINGKONG untuk bertranformasi memanfaatkan singkong menjadi bahan makanan pokok kedua (minimal) setelah beras. InsyaAllah Indonesia tidak akan lagi ketergantungan terhadap terigu yang berasal dari Gandum. Sekian terimakasih sudah mau membaca, mohon feedback dan koreksinya.
Keterangan :
Selama menulis saya dibantu oleh MyGenie.Chat dalam mereview beberapa sumber referensi artikel ilmiah.
My Genie Chat adalah platorm Artificial Intelegenci (AI) yang sangat powerfull untuk membantu kita mempelajari dokumen pdf, doc dan lainnya.
_____
Abdul Aziz Ibnu Husni
Amil at Rumah Amal Salman Member of Cassava Indonesia
Daftar Pustaka
Anindita R, Laili F, Baladina R. 2017. “Pola Konsumsi Ubi Kayu di Indonesia”. Prosiding Seminar Nasional Pembangunan Pertanian 2017. https://fp.ub.ac.id/semnas2017/materi/paralel/materi%2010.pdf
Belanjaqu Indonesia shared this conversation on GENIE•chat: “Sejarah dan Perkembangan SIngkong.pdf” https://mygenie.chat/?c=NmVjYmY0MDMtZTAwYS00M2ZlLTk0ZTMtYTg0NTEzZGQwM2Vk
Kominfo Jatim. 2021. “Indonesia Negara Penghasil Singkong Terbanyak Keempat Dunia”. Source : https://kominfo.jatimprov.go.id/read/umum/indonesia-negara-penghasil-singkong-terbanyak-keempat-dunia
Rahman, F. 2021. “Bertumbuh dan Mengakar” Sejarah Pembudidayaan Ketela Pohon di Indonesia. METAHUMANIORA, 11 (2) : 222-235. https://jurnal.unpad.ac.id/metahumaniora/article/view/35449
Rizaty. 2022. “Minyak Sawit, Komoditas Pangan dengan Produksi Terbesar di RI”. Source : https://databoks.katadata.co.id/datapublish/2022/04/12/minyak-sawit-komoditas-pangan-dengan-produksi-terbesar-di-ri
Tepung Mocaf. Source : http://www.tepungmocaf.com/p/tentang-kami.html Umbara, D. S. 2017. “Paradigma Masyarakat terhadap Pemanfaatan Tanaman Singkong sebagai Tanaman Produktif Di Indonesia)”. Jurnal Hexagro, 1(1) : 34-37. https://media.neliti.com/media/publications/292619-paradigma-masyarakat-terhadap-pemanfaata-b69874de.pdf